Manajemen Risiko Investasi
Pengertian Risiko
·
Risiko adalah peluang terjadinya
hasil yang tidak diinginkan.
·
Risiko adalah ketidakpastian atas terjadinya suatu peristiwa.
·
Risiko adalah
penyimpangan hasil aktual dari hasil yang di harapkan.
·
Risiko adalah probabilitas
sesuatu hasil yang berbeda
·
Resiko merupakan hasil (return) yang diperoleh dari
rencana hasil (return) yang diharapkan.
Kehidupan usaha penuh dengan risiko, baik risiko
finansial maupun risiko manajerial.
ü Risiko finansial berkaitan
dengan kegagalan perusahaan untuk merealisasikan rencana finansial yang telah
ditentukan
ü Risiko manajerial berkaitan dengan kegagalan
pimpinan dalam mengelola perusahaannya yang pada akhirnya diukur dengan
kegagalan finansial.
Dengan demikian apabila kita
membicarakan risiko investasi berarti kita menganalisis kemungkinan tidak
tercapainya hasil (keuntungan) yang diharapkan.
Tidak tercapainya hasil yang diharapkan tsb, berarti terjadi
penyimpangan atas hasil yang diperoleh dibandingkan dengan hasil yang
direncanakan (diharapkan).
Risiko yang ada di perusahaan dapat dibedakan menjadi
3 jenis risiko, yaitu:
‡
Risiko individual yaitu risiko yang berasal dari
proyek investasi secara individu tanpa dipengaruhi oleh proyek yang lain. Risiko ini terjadi apabila perusahaan hanya
melakukan investasi pada satu jenis investasi saja.
‡
Resiko perusahaan, resiko yang diukurtanpa
mempertimbangkan keanekaragaman yang dilakukan oleh investor. Jadi risiko ini diukur dengan melihat naik
turunnya hasil yang diperoleh dari investasi tertentu yang dilakukan oleh
perusahaan
‡
Risiko pasar yaitu risiko investasi ditinjau dari
investor yang menanamkan modalnya pada investasi yang juga dilakukan oleh
perusahaan dan perusahaan-perusahaan lain.
Resiko ini tergantung pada pasar yang ada, sehingga risiko ini disebut
risiko pasar. Risiko ini sangat penting
untuk diperhitungkan perusahaan, karena risiko memiliki pengaruh yang
langsung terhadap harga saham
perusahaan. Besarnya risiko saham akan
mempengaruhi atingkat pengembalian investasi saham. Sedangkan besarnya tingkat pengembalian
investasi saham tersebut akan mempenaruhi harga saham.. Semakin besar tingkat
pengembalian saham, semakin tinggi pula harga sahamnya.
Perhitungan Risiko
ü Perhitungan Risiko Aliran Kas
Perhitungan risiko dengan pendekatan aliran kas ini mempertimbangkan
adanya ketidakpastian yang mungkin muncul atas aliran kas suatu investasi. Semakin tinggi ketidakpastian aliran kas,
maka semakin besar tingkat risiko investasi tsb. Sebaliknya, semakin rendah ketidakpastian aliran
kas maka semakin rendah risikonya.
ü Ketidakpastian aliran kas tsb
menyangkut jumlah jumlah aliran kas tiap periode kas. Misalnya suatu proyek
investasi berumur 5 th akan memiliki aliran kas masuk selama 5 th. Aliran kas tsb memiliki ketidakpastian jumlah
aliran kas yang masuk setiap tahunnya.
Ketidakpastian tsb akan menunjukkan besarnya aliran kas per tahun apakah
berfluktuasi atau relatif sama, Pola
aliran tsb akan menentukan besarnya risiko investasi ybs .
ü Ketidakpastian aliran kas akan
dihasilkan selama 5 th tsb sebenarnya merupakan perkiraan (proyeksi)pemodal
atau investor. Oleh karena itu sudah ada
kemungkinan realisasi aliran kas tsbmenyimpang dari nilai aliran kas yang
diharapkan (expected value). Penyimpangan inilah yang disebut dengan risiko investasi.
ü Besarnya penyimpangan aliran
kaas tsb dapat diukur dengan menggunakan standart penyimpangan (deviasi
standart). Oleh karena itu, pendekatan
perhitungan risiko ini juga sering dinamakan pendekatan deviasai standart.
ü Nilai yang diharapkan (expected
value) tsb dapat dihitung dari hasil kali aliran kas yang diharapkan dengan
kemungkinan (probabilitas) yang terjadi pada setiap aliran kas yang
diformulasikan:
GAMBAR
Di mana : E v = expected
value atau nilai aliran kas yang diharapkan
Vi = aliran kas pada tiap
kemungkinan terjadi
Pi = probabilitas
(kemungkinan) dari aliran kas yang terjadi
Nilai aliran kas yang
diharapkan (Ev) kemungkinan akan berbeda dengan hasil aliran kas yang
senyatanya terjadi. Perbedaan itulah
yang disebut sebagai risiko yang ditunjukkan oleh besarnya deviasi standart aliran
kas investasi yang bersangkutan.
ü Untuk menghitung besarnya
risiko atau deviasi standat kita menggunakan formula:
GAMBAR
Di
mana
σ = deviasi standart dari nilai aliran kas
(Vi
– Ev) = besarnya penyimpangan tiap-tiap
aliran kas yang terjadi yang dihitung dari selisih antara nilai aliran kas yang
terjadi dengan nilai aliran kas yang diharapkan
Contoh soal:
Misalkan terdapat dua proyek
investasi yaitu proyek A dan B. Besarnya
aliran kas dan kemungkinan (probabilitas) yang terjadi untuk tiap-tiap aliran
kas terlihat pada tabel berikut:
GAMBAR
Contoh kedua proyek investasi A dan B di atas
menunjukkan bahwa aliran kas kedua proyek tsb sama besar. Namun probabilitas tiap-tiap aliran kas tidak
sama. Secara sepintas, kita dapat
memilih investasi mana yang sebaiknya dipilih yaitu dengan melihat penyebaran
probabilitas yang mungkin terjadi. Proyek investasi A memiliki penyebaran
probabilitas lebih kecil daripada proyek
B. Oleh karena itu, risiko proyek A lebih kecil daripada risiko proyek B,
sehingga proyek investasi A lebih baik. Tetapi pengambilan keputusan seperti
ini belum tentu benar karena tidak didukung dengan perhitungan yang akurat.
Untuk mengambil keputusan yang lebih baik maka perlu menghitung deviasi
standartnya ( σ ) dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1.
Menghitung nilai aliran kas yang diharapkan dengan
formula:
GAMBAR
Nilai aliran kas:
Untuk proyek investasi A =
Rp 6.000 x 0,20 =
Rp 1.200
Rp 8.000 x 0,30 =
Rp 2.400
Rp 10.000 x
0,30 = Rp 3.000
Rp 12.000 x
0,20 = Rp 2.400
Nilai yang diharapkan = Ev A = Rp
9.000
Untuk proyek investasi B =
Rp 6.000 x 0,15 =
Rp 900
Rp 8.000 x 0,35 =
Rp 2.800
Rp 10.000 x
0,35 = Rp 3.500
Rp 12.000 x
0,15 = Rp 1.800
Nilai yang diharapkan = Ev B = Rp
9.000
Perhitungan nilai aliran kas
yang diharapkan juga dapat dilakukan secara langsung, yaitu
Proyek A =
Ev A = (6.000 x 0,2) + (8.000 x 0,3) + (10.000 x 0,3) + (12.000 x 0,2)
= 1.200 + 2.400 + 3.000 +2.400
= 9.000
Proyek
B
Ev B = (6.000 x 0,15) + (8.000 x 0,35) + (10.000 x 0,35) + (12.000 x
0,15)
= 900 + 2.800 + 3.500 +1.800
= 9.000
2.
Menghitung deviasi standart aliran kas
Nilai aliran kas yang
diharapkan dari proyek investasi A dan B
sama besarnya yaitu nilai sebesar
Rp 9.000. Untuk melihat besarnya tingkat risiko, maka perlu menghitung deviasi
standart sebagai pengukur resiko masing-masing proyek investasi dengan formula:
a.
Deviasi standart aliran kas proyek investasi A
GAMBAR
b.
Deviasi standart aliran kas proyek investasi B
GAMBAR
Setelah dilakukan penghitungan
deviasi standart ternyata deviasi standart proyek A sebesar Rp 2.050 sedangkan
deviasi standart proyek B sebesar Rp 1.840.
Hal ini berarti deviasi standart proyek A lebih besar daripada proyek B.
Dengan demikian investasi proyek A lebih berisiko dibanding proyek B., sehingga
proyek B lebih baik daripadaproyek A. Jika kita bandingkan dengan analisis
pertama di atas, ternyata unatuk melihat apakah suatu investasi proyek lebih
berisiko atau tidak dibandingkan dengan proyek lain, perlu dihitung deviasi
standartnya dan tidak cukup hanya melihat probabilitas aliran kasnya.
Contoh soal:
Misalkan terjadi 2 proyek
yaitu X dan Y. Besarnya aliran kas dan
kemungkinan (probabilitas) yang terjadi utntuk tiap-tiap aliran kas terlihat
pada tabel berikut:
Aliran kas dan probabilitas
pada proyek investasi X dan Y
GAMBAR
Contoh kedua proyek investasiX
dan Y di atas menunjukkan bahwa aliran kas kedua proyek tsb sama besar. Namun probabilitas tiap-tiap aliran kas tidak
sama. Secara sepintas, kita dapat
memilih investasi mana yang sebaiknya dipilih yaitu dengan melihat penyebaran
probabilitas yang mungkin terjadi. Proyek investasi Y memiliki penyebaran
probabilitas lebih kecil daripada proyek
X oleh karena itu, risiko proyek Y lebih kecil daripada risiko proyek X,
sehingga proyek investasi Y lebih baik. Tetapi sekali lagi, bahwa pengambilan
keputusan seperti ini belum tentu benar karena tidak didukung dengan
perhitungan yang akurat seperti contoh di atas.
Untuk mengambil keputusan yang lebih baik maka perlu menghitung deviasi
standartnya ( ) dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
1.
Menghitung nilai aliran kas yang diharapkan dengan
formula:
GAMBAR
Nilai aliran kas:
Untuk proyek investasi X =
Rp 6.000 x 0,10 =
Rp 600
Rp 8.000 x 0,40 =
Rp 3.200
Rp 10.000 x
0,30 = Rp 3.000
Rp 12.000 x
0,10 = Rp 1.200
Rp 14.000 x
0,10 = Rp 1.400
Nilai yang diharapkan = Ev X = Rp
9.400
Untuk proyek investasi Y =
Rp 6.000 x 0,20 =
Rp 1.200
Rp 8.000 x 0,20 =
Rp 1,600
Rp 10.000 x
0,15 = Rp 1.500
Rp 12.000 x
0,30 = Rp 3.600
Rp 14.000 x
0,15 = Rp 2.100
Nilai yang diharapkan = Ev Y = Rp10.000
2.
Menghitung deviasi standart aliran kas
Nilai aliran kas yang
diharapkan dari proyek investasi A dan B tidak sama besarnya yaitu nilai proyek
A sebesar Rp 9.400 sedangkan nilai proyek B Rp 10.000. Untuk melihat besarnya tingkat risiko, maka
perlu menghitung deviasi standart sebagai pengukur resiko masing-masing proyek
investasi dengan formula:
a.
Deviasi standart aliran kas proyek investasi A
GAMBAR
b.
Deviasi standart aliran kas proyek investasi B
GAMBAR
Setelah dilakukan penghitungan
deviasi standart ternyata deviasi standart proyek X sebesar Rp 2.410 sedangkan
deviasi standart proyek Y sebesar Rp 2.760.
Hal ini berarti deviasi standart proyek Y lebih besar daripada proyek X.
Dengan demikian investasi proyek Y lebih berisiko dibanding proyek X. Meskipun
deviasi standart proyek Y lebih besar dibanding deviasi standart proyek X, kita
secara relatif belum dapat mengatakan bahwa proyek Y lebih berisiko daripada
proyek X. Hal ini karena aliran kas yang
diharapkan dari proyek tersebut tidak sama, di mana aliran kas yang diharapkan
untuk proyek Y sebesar Rp 10.000 sedangkan proyek X sebesar Rp 9.400.
Untuk menghitung besarnya
risiko investasi tersebut kita perlu menghitung besarnya koefisien variasi
aliran kas dari kedua proyek tsb.
Koefisien variasi merupakan perbandingan antara deviasi standart dari
suatu proyek investasi dengan nilai aliran kas yang diharapkan, maka
·
Koefieien variasi proyek X adalah (Rp 2.410 : Rp 9.400) = 0,256.
·
Koefisien variasi proyek Y adalah ( Rp 2.760 : Rp
10.000) – 0,276.
Dengan demikian koefieien
variasi proyek X lebih kecil dibanding koefisien variasi proyek Y. Sehingga proyek Y lebih berisiko daripada
proyek X. Dengan kata lain proyek X
lebih baik dari proyek Y.
·
Perhitungan Risiko Proyek
·
Suatu usulan proyek investasi yang memiliki
Gambarnya kok nggak ada kak?
BalasHapus