Senin, 27 Februari 2017

MANAJEMEN KEUANGAN II



Manajemen Risiko Investasi

Pengertian Risiko
·         Risiko adalah peluang terjadinya hasil yang tidak diinginkan.
·         Risiko adalah ketidakpastian atas terjadinya suatu peristiwa.
·         Risiko adalah penyimpangan hasil aktual dari hasil yang di harapkan.
·         Risiko adalah probabilitas sesuatu hasil yang berbeda
·         Resiko merupakan hasil (return) yang diperoleh dari rencana hasil (return) yang diharapkan.

Kehidupan usaha penuh dengan risiko, baik risiko finansial maupun risiko manajerial.
ü  Risiko finansial berkaitan dengan kegagalan perusahaan untuk merealisasikan rencana finansial yang telah ditentukan
ü   Risiko manajerial berkaitan dengan kegagalan pimpinan dalam mengelola perusahaannya yang pada akhirnya diukur dengan kegagalan finansial.

Dengan demikian apabila kita membicarakan risiko investasi berarti kita menganalisis kemungkinan tidak tercapainya hasil (keuntungan) yang diharapkan.  Tidak tercapainya hasil yang diharapkan tsb, berarti terjadi penyimpangan atas hasil yang diperoleh dibandingkan dengan hasil yang direncanakan (diharapkan).
Risiko yang ada di perusahaan dapat dibedakan menjadi 3 jenis risiko, yaitu:
        Risiko individual yaitu risiko yang berasal dari proyek investasi secara individu tanpa dipengaruhi oleh proyek yang lain.  Risiko ini terjadi apabila perusahaan hanya melakukan investasi pada satu jenis investasi saja.
        Resiko perusahaan, resiko yang diukurtanpa mempertimbangkan keanekaragaman yang dilakukan oleh investor.  Jadi risiko ini diukur dengan melihat naik turunnya hasil yang diperoleh dari investasi tertentu yang dilakukan oleh perusahaan
        Risiko pasar yaitu risiko investasi ditinjau dari investor yang menanamkan modalnya pada investasi yang juga dilakukan oleh perusahaan dan perusahaan-perusahaan lain.  Resiko ini tergantung pada pasar yang ada, sehingga risiko ini disebut risiko pasar.  Risiko ini sangat penting untuk diperhitungkan perusahaan, karena risiko memiliki pengaruh yang langsung  terhadap harga saham perusahaan.  Besarnya risiko saham akan mempengaruhi atingkat pengembalian investasi saham.  Sedangkan besarnya tingkat pengembalian investasi saham tersebut akan mempenaruhi harga saham.. Semakin besar tingkat pengembalian saham, semakin tinggi pula harga sahamnya.

Perhitungan Risiko
ü  Perhitungan Risiko Aliran Kas
Perhitungan risiko dengan pendekatan aliran kas ini mempertimbangkan adanya ketidakpastian yang mungkin muncul atas aliran kas suatu investasi.  Semakin tinggi ketidakpastian aliran kas, maka semakin besar tingkat risiko investasi tsb.  Sebaliknya, semakin rendah ketidakpastian aliran kas maka semakin rendah risikonya.
ü  Ketidakpastian aliran kas tsb menyangkut jumlah jumlah aliran kas tiap periode kas. Misalnya suatu proyek investasi berumur 5 th akan memiliki aliran kas masuk selama 5 th.  Aliran kas tsb memiliki ketidakpastian jumlah aliran kas yang masuk setiap tahunnya.  Ketidakpastian tsb akan menunjukkan besarnya aliran kas per tahun apakah berfluktuasi atau relatif sama,  Pola aliran tsb akan menentukan besarnya risiko investasi ybs .
ü  Ketidakpastian aliran kas akan dihasilkan selama 5 th tsb sebenarnya merupakan perkiraan (proyeksi)pemodal atau investor.  Oleh karena itu sudah ada kemungkinan realisasi aliran kas tsbmenyimpang dari nilai aliran kas yang diharapkan (expected value). Penyimpangan inilah yang disebut dengan risiko investasi.
ü  Besarnya penyimpangan aliran kaas tsb dapat diukur dengan menggunakan standart penyimpangan (deviasi standart).  Oleh karena itu, pendekatan perhitungan risiko ini juga sering dinamakan pendekatan deviasai standart.
ü  Nilai yang diharapkan (expected value) tsb dapat dihitung dari hasil kali aliran kas yang diharapkan dengan kemungkinan (probabilitas) yang terjadi pada setiap aliran kas yang diformulasikan:
GAMBAR



Di mana : E v = expected value atau nilai aliran kas yang diharapkan
Vi = aliran kas pada tiap kemungkinan terjadi
Pi = probabilitas (kemungkinan) dari aliran kas yang terjadi
Nilai aliran kas yang diharapkan (Ev) kemungkinan akan berbeda dengan hasil aliran kas yang senyatanya terjadi.  Perbedaan itulah yang disebut sebagai risiko yang ditunjukkan oleh besarnya deviasi standart aliran kas investasi yang bersangkutan.
ü  Untuk menghitung besarnya risiko atau deviasi standat kita menggunakan formula:
GAMBAR





Di mana
σ = deviasi standart dari nilai aliran kas
(Vi – Ev)   = besarnya penyimpangan tiap-tiap aliran kas yang terjadi yang dihitung dari selisih antara nilai aliran kas yang terjadi dengan nilai aliran kas yang diharapkan
   
Contoh soal:
Misalkan terdapat dua proyek investasi yaitu proyek A dan B.  Besarnya aliran kas dan kemungkinan (probabilitas) yang terjadi untuk tiap-tiap aliran kas terlihat pada tabel berikut:
GAMBAR

Contoh kedua proyek investasi A dan B di atas menunjukkan bahwa aliran kas kedua proyek tsb sama besar.  Namun probabilitas tiap-tiap aliran kas tidak sama.  Secara sepintas, kita dapat memilih investasi mana yang sebaiknya dipilih yaitu dengan melihat penyebaran probabilitas yang  mungkin terjadi.  Proyek investasi A memiliki penyebaran probabilitas lebih kecil  daripada proyek B. Oleh karena itu, risiko proyek A lebih kecil daripada risiko proyek B, sehingga proyek investasi A lebih baik. Tetapi pengambilan keputusan seperti ini belum tentu benar karena tidak didukung dengan perhitungan yang akurat. Untuk mengambil keputusan yang lebih baik maka perlu menghitung deviasi standartnya ( σ ) dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1.      Menghitung nilai aliran kas yang diharapkan dengan formula:
GAMBAR
Nilai aliran kas:
Untuk proyek investasi A =
Rp  6.000 x 0,20                     = Rp  1.200
Rp  8.000 x 0,30                     = Rp  2.400
Rp 10.000 x 0,30                    = Rp  3.000
Rp 12.000 x 0,20                    = Rp  2.400
Nilai yang diharapkan = Ev A = Rp  9.000

Untuk proyek investasi B =
Rp  6.000 x 0,15                     = Rp     900
Rp  8.000 x 0,35                     = Rp  2.800
Rp 10.000 x 0,35                    = Rp  3.500
Rp 12.000 x 0,15                    = Rp  1.800
Nilai yang diharapkan = Ev B             = Rp  9.000
Perhitungan nilai aliran kas yang diharapkan juga dapat dilakukan secara langsung,  yaitu
Proyek A =
Ev A    = (6.000 x 0,2) + (8.000 x 0,3) + (10.000 x 0,3) + (12.000 x 0,2)
= 1.200 + 2.400 + 3.000 +2.400
= 9.000
Proyek B
Ev B    = (6.000 x 0,15) + (8.000 x 0,35) + (10.000 x 0,35) + (12.000 x 0,15)
= 900 + 2.800 + 3.500 +1.800
= 9.000
2.      Menghitung deviasi standart aliran kas
Nilai aliran kas yang diharapkan dari proyek investasi A dan B  sama besarnya yaitu nilai  sebesar Rp 9.000. Untuk melihat besarnya tingkat risiko, maka perlu menghitung deviasi standart sebagai pengukur resiko masing-masing proyek investasi dengan formula:
a.       Deviasi standart aliran kas proyek investasi A
GAMBAR
b.      Deviasi standart aliran kas proyek investasi B
GAMBAR
Setelah dilakukan penghitungan deviasi standart ternyata deviasi standart proyek A sebesar Rp 2.050 sedangkan deviasi standart proyek B sebesar Rp 1.840.  Hal ini berarti deviasi standart proyek A lebih besar daripada proyek B. Dengan demikian investasi proyek A lebih berisiko dibanding proyek B., sehingga proyek B lebih baik daripadaproyek A. Jika kita bandingkan dengan analisis pertama di atas, ternyata unatuk melihat apakah suatu investasi proyek lebih berisiko atau tidak dibandingkan dengan proyek lain, perlu dihitung deviasi standartnya dan tidak cukup hanya melihat probabilitas aliran kasnya.

Contoh soal:
Misalkan terjadi 2 proyek yaitu X dan Y.  Besarnya aliran kas dan kemungkinan (probabilitas) yang terjadi utntuk tiap-tiap aliran kas terlihat pada tabel berikut:
Aliran kas dan probabilitas pada proyek investasi X dan Y
GAMBAR
Contoh kedua proyek investasiX dan Y di atas menunjukkan bahwa aliran kas kedua proyek tsb sama besar.  Namun probabilitas tiap-tiap aliran kas tidak sama.  Secara sepintas, kita dapat memilih investasi mana yang sebaiknya dipilih yaitu dengan melihat penyebaran probabilitas yang  mungkin terjadi.  Proyek investasi Y memiliki penyebaran probabilitas lebih kecil  daripada proyek X oleh karena itu, risiko proyek Y lebih kecil daripada risiko proyek X, sehingga proyek investasi Y lebih baik. Tetapi sekali lagi, bahwa pengambilan keputusan seperti ini belum tentu benar karena tidak didukung dengan perhitungan yang akurat seperti contoh di atas.  Untuk mengambil keputusan yang lebih baik maka perlu menghitung deviasi standartnya (   ) dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1.      Menghitung nilai aliran kas yang diharapkan dengan formula:
GAMBAR
Nilai aliran kas:
Untuk proyek investasi X =
Rp  6.000 x 0,10                     = Rp    600
Rp  8.000 x 0,40                     = Rp  3.200
Rp 10.000 x 0,30                    = Rp  3.000
Rp 12.000 x 0,10                    = Rp  1.200
Rp 14.000 x 0,10                    = Rp  1.400
Nilai yang diharapkan = Ev X = Rp  9.400
Untuk proyek investasi Y =
Rp  6.000 x 0,20                     = Rp  1.200
Rp  8.000 x 0,20                     = Rp  1,600
Rp 10.000 x 0,15                    = Rp  1.500
Rp 12.000 x 0,30                    = Rp  3.600
Rp 14.000 x 0,15                    = Rp  2.100
Nilai yang diharapkan = Ev Y = Rp10.000
       
2.      Menghitung deviasi standart aliran kas
Nilai aliran kas yang diharapkan dari proyek investasi A dan B tidak sama besarnya yaitu nilai proyek A sebesar Rp 9.400 sedangkan nilai proyek B Rp 10.000.  Untuk melihat besarnya tingkat risiko, maka perlu menghitung deviasi standart sebagai pengukur resiko masing-masing proyek investasi dengan formula:
a.              Deviasi standart aliran kas proyek investasi A
GAMBAR
b.              Deviasi standart aliran kas proyek investasi B
GAMBAR
Setelah dilakukan penghitungan deviasi standart ternyata deviasi standart proyek X sebesar Rp 2.410 sedangkan deviasi standart proyek Y sebesar Rp 2.760.  Hal ini berarti deviasi standart proyek Y lebih besar daripada proyek X. Dengan demikian investasi proyek Y lebih berisiko dibanding proyek X. Meskipun deviasi standart proyek Y lebih besar dibanding deviasi standart proyek X, kita secara relatif belum dapat mengatakan bahwa proyek Y lebih berisiko daripada proyek X.  Hal ini karena aliran kas yang diharapkan dari proyek tersebut tidak sama, di mana aliran kas yang diharapkan untuk proyek Y sebesar Rp 10.000 sedangkan proyek X sebesar Rp 9.400.
Untuk menghitung besarnya risiko investasi tersebut kita perlu menghitung besarnya koefisien variasi aliran kas dari kedua proyek tsb.  Koefisien variasi merupakan perbandingan antara deviasi standart dari suatu proyek investasi dengan nilai aliran kas yang diharapkan, maka
·                Koefieien variasi proyek X adalah (Rp 2.410  : Rp 9.400) = 0,256.
·                Koefisien variasi proyek Y adalah ( Rp 2.760 : Rp 10.000) – 0,276.
Dengan demikian koefieien variasi proyek X lebih kecil dibanding koefisien variasi proyek Y.  Sehingga proyek Y lebih berisiko daripada proyek X.  Dengan kata lain proyek X lebih baik dari proyek Y.
·         Perhitungan Risiko Proyek
·         Suatu usulan proyek investasi yang memiliki

1 komentar: