LATAR BELAKANG
Keterampilan dasar dalam mengajar mahasiswa sangat diperlukan
oleh dosen agar interaksi antara dosen
dan mahasiswa bisa berjalan dengan baik dan mahasiswa tidak merasa tertekan
saat belajar sehingga pelajaran dapat ditangkap secara maksimal. Keberhasilan seorang
dosen dalam mengajar ditentukan oleh
faktor-faktor yang berhubungan dengan proses pembelajaran dan ditentukan
oleh keterampilan pengelolaan kelas yang dikuasainya. Pengelolaan kelas adalah
salah satu bagian yang perlu diperhatikan dalam proses belajar mengajar karena
memberikan dampak yang sangat baik kepada mahasiswa apabila dilakukan dengan
baik oleh dosen. Dalam mengajar di kelas, dosen memiliki peranan penting dalam
mengelola suasana di dalam kelas sehingga tercipta atmosfir belajar yang baik bagi
mahasiswanya.
Pengelolaan kelas yang baik bukan hanya menonjolkan dominasi
seorang dosen di kelas, namun dosen juga mampu berinteraksi dan memberikan
tindakan maupun percakapan yang membuat mahasiswa termotivasi untuk aktif pula
di kelas. Namun, kenyataan yang sering terjadi di lapangan adalah dosen sering
terlalu banyak berbicara dibanding mahasiswa tanpa memberikan stimulus yang
baik bagi mahasiswa.Sering terucap dari mulut mahasiswa komentar tentang dosen
dengan metode pembelajaran yang dianggap siswa membosankan “…wah tidak asyik
nih dosen…, membosankan…, bikin ngantuk, kalau menerangkan tidak jelas..., sering marah kalo’ lagi
ngajar..., mending aku baca komik/novel aja deh…, ngerjain tugas dari dosen
lain sajalah...” Dapatkah Anda membayangkan, apa yang terjadi jika tak tercipta
suasana menyenangkan dalam proses belajar mengajar? Ya, siswa akan bosan dan
tujuan dari penanaman ilmu oleh pengajar tak akan tercapai. Siswa yang merasa
bosan akan melakukan aktivitas-aktivitas lain di luar kontrol guru. Karena
mereka merasa percuma, dengan mendengarkan ataupun tidak, mereka tetap tidak paham, sehingga mereka
melakukan hal-hal yang membuat mereka tidak bosan.
KASUS
DAN SOLUSI PENGELOLAAN KELAS MANAJEMEN SUMBER DAYA INSANI
1.
Kelas MSDI ini dilaksanakan di
jam “rawan” (rawan lapar, rawan mengantuk). Ketika kelas sudah dimulai,
sebagian mahasiswa tetap saja asik dengan gadgetnya atau cerita dengan teman
sebelah. Dalam hal ini, seharusnya dosen menegur mahasiswa yang bersangkutan.
Ketika mahasiswa mulai tidak fokus di dalam kelas sebaiknya dosen berdiri dan
berpindah tempat untuk membuat suasana pengajaran menjadi lebih menarik. Dosen
juga menghampiri beberapa mahasiswa ketika dosen melihat mahasiswa tersebut
kebingungan atau tidak paham dengan materi yang disajikan. Kemudian dosen
mengajak mahasiswa tersebut berbicara dan menjelaskan sedikit materi dengan
lebih rinci. Disini dosen mampu memposisikan dirinya dengan layak ketika di
depan kelas tanpa membuat mahasiswa canggung. Dia juga mampu menyadari
kesulitan yang dihadapi mahasiswa dengan menghampiri dan memberikan solusi kepada
mahasiswa tersebut.
2.
Pengaturan tempat duduk tradisional yaitu
kursi mahasiswa yang berjejer baik dari depan atau samping. Pengaturan tempat
duduk seperti ini memang tidak ada yang salah, namun ketika setiap pertemuan
diadakan diskusi hal ini menjadi kurang baik. Karena mahasiswa yang duduk di
belakang tentu akan asik sendiri dan tidak memperhatikan kelompok yang bertugas
menjelaskan materi. Dalam diskusi, sebaiknya dosen mencoba untuk mengatur
tempat duduk dengan gaya semi-circle atau setengah lingkaran. Gaya ini
memang cukup baik digunakan dalam diskusi karena semua mahasiswa dapat bertatap
muka dengan mahasiswa lain, dosen dan kelompok yang bertugas. Hal ini membuat
interaksi di dalam kelas menjadi lebih efektif dan teratur. Dosen juga dengan
leluasa dapat mengontrol semua mahasiswanya sehingga mahasiswa memperhatikan
pelajaran dengan baik dan merekapun mengikuti jalannya proses diskusi dengan
seksama. Mereka juga dituntut untuk aktif dalam diskusi dengan gaya tempat
duduk semi-circle tersebut.
3.
Di akhir presentasi materi,
sering diadakan sesi-tanya jawab antara mahasiswa dan presentator (dosen hanya
sebagai pihak yang mengatur jalannya diskusi dan melengkapi jawaban). Namun di
kelas ini, sesi tanya jawab sangat pasif. Untuk mengaktifkan kelas diskusi MSDI
sebaiknya posisi duduk sesuai dengan kelompoknya masing-masing. Ketika sesi
tanya-jawab dibuka dan salah satu mahasiswa mengajukan pertanyaan kepada
presentator, dosen meminta kepada semua kelompok untuk mencari jawabannya.
Setelah presentator memberikan jawabannya kepada penanya, selanjutnya
masing-masing kelompok harus menanggapi jawaban dari presentator. Dengan begitu
diskusi akan mendi menarik.
4.
Hilangnya kecanggungan antara
dosen dan mahasiswa bisa mendorong mahasiswa untuk
mengajukan pertanyaan. Dengarkan dengan serius setiap komentar atau pertanyaan
yang diajukan oleh mahasiswa. Jika mahasiswa mengajukan pertanyaan, sebisa
mungkin fokus dan memperhatikannya. Meski sederhana, hal ini akan menumbuhkan
kepercayaan diri mahasiswa karena ia merasa diperhatikan. Jangan ragu
memberikan pujian kepada mahasiswa, dengan memuji setiap komentar yang diajukan
misalnya, "Oh, itu ide yang sangat bagus" atau "Pertanyaan kamu
bagus, itu tidak pernah saya pikirkan sebelumnya”.
5.
Ketika dalam diskusi masih
banyak mahasiswa yang bungkam, dosen harus mengajukan pertanyaan
memancing yang bisa membuat mahasiswa tidak lagi bungkam di dalam kelas. Agar pertanyaan
tersebut terjawab, dosen melihat daftar hadir mahasiswa dan menunjuk beberapa
mahasiswa secara acak untuk menjawab.
PENUTUP
Pengelolaan kelas sangat penting
dilakukan oleh dosen. Penciptaan situasi
dan kondisi yang baik di dalam kelas memungkinkan pengelolaan pembelajaran
dapat berlangsung secara optimal.
Demikianlah tugas ini penulis buat, dalam rangka
memperbaiki pengelolaan kelas di kelas Manajemen Sumber Daya Insani. Dalam penulisan tugas ini penulis merasakan jauh dari kesempurnaan, saran dan
masukan dari pembaca sangat penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhirnya penulis mengaturkan terima kasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar