Sabtu, 17 September 2016

MANAJEMEN KEUANGAN



 Konsep Cost of Capital / Biaya Modal
BAB I
PENDAHULUAN
Modal adalah dana yang digunakan untuk membiayai pengadaan aktiva dan operasi perusahaan. Modal terdiri dari item-item yang ada di sisi kanan suatu neraca, yaitu: hutang, saham biasa, saham preferen dan laba ditahan. Perhitungan biaya penggunaan modal sangatlah penting berdasarkan 3 alasan: 1) maksimasi nilai perusahaan mengharuskan biaya-biaya (termasuk biaya modal) diminimumkan, 2) keputusan penganggaran modal (capital budgeting) memerlukan suatu estimasi tentang biaya modal, dan 3) keputusan-keputusan lain seperti leasing, modal kerja juga memerlukan estimasi biaya modal.
Maka dari itu konsep Cost of Capital (biaya penggunaan modal atau biaya modal) merupakan konsep yang sangat penting dalam pembelanjaan perusahaan. Konsep ini dimaksudkan untuk dapat menentukan besarnya biaya yang secara riil harus ditanggung oleh perusahaan untuk memperoleh dana dari suatu sumber. Misalnya dana dari hutang, saham preferen, saham biasa, maupun laba ditahan untuk mendanai suatu investasi perusahaan.
Konsep biaya modal erat hubungannya dengan konsep mengenai pengertian tingkat keuntungan yang disyaratkan (required rate of return). Biaya modal biasanya digunakan sebagai ukuran untuk menentukan diterima atau ditolaknya suatu usulan investasi (sebagai discount rate), yaitu dengan membandingkan rate of return dari usulan investasi tersebut dengan biaya modalnya. Aplikasi cost of capital ini dalam praktek adalah untuk menetapkan/ memilih discount rate.
Perhitungan biaya penggunaan modal dapat didasarkan atas perhitungan sebelum pajak (before-tax) atau perhitungan sesudah pajak (after-tax). Pada umumnya digunakan perhitungan atas dasar sesudah pajak (after tax basis). Biaya modal rata-rata (average cost of capital) biasanya digunakan sebagai ukuran untuk menentukan diterima atau ditolaknya suatu usul investasi, yaitu dengan membandingkan “rate of return” dan usul investasi tersebut dengan “cost of capitaln”nya. Oleh karena perhitungan “rate of return” didasarkan atas dasar sesudah pajak, maka sewajarnya kalau pembandingannya juga diperhitungkan atas dasar sesudah pajak. Dalam perhitungan “cost of capital” selanjutnya akan didasarkan atas perhitungan sesudah pajak (after tax basis).
BAB II
ISI

A.    Pengertian Biaya Modal
“Biaya modal (cost of capital) adalah biaya riil yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk memperoleh dana baik yang berasal dari hutang, saham preferen, saham biasa, maupun laba ditahan untuk mendanai suatu investasi atau operasi perusahaan.” (Fetria, 2013:197)
Biaya modal merupakan konsep penting dalam analisis investasi karena dapat menunjukan tingkat minimum laba investasi yang harus diperoleh dari investasi tersebut. Jika investasi yang akan dilakukan tidak dapat menghasilkan laba investasi sekurang-kurangnya sebesar biaya modal yang ditanggung, maka investasi tersebut tidak perlu dilakukan.

B.     Fungsi Biaya Modal
Biaya modal sangat berkaitan dengan pajak yang dikenakan kepada perusahaan. Biaya modal yang berasal dari hutang dihitung sebelum pajak sedangkan biaya modal yang berasal dari modal sendiri dihitung setelah pajak. Karena biaya modal yang digunakan sebagai ukuran untuk menentukan diterima atau ditolaknya suatu usulan investasi adalah biaya modal menyeluruh maka sewajarnya kalau seluruh biaya modal dihitung dengan basis setelah pajak.
            Cost of capital (biaya modal) berfungsi sebagai discount rate yang digunakan untuk menghitung nilai sekarang dan “proceeds” atau arus kas masuk dan arus kas keluar. Dalam pembangunan HTI/ perusahaan hutan dapat ditaksir arus kas masuk dan arus kas keluar menurut waktu. Dengan menggunakan table “discount rate” tertentu dan waktu terjadinya arus kas masuk/ keluar maka dapat dihitung nilai sekarang (Net Present). Selanjutnya apabila jumlah nilai sekarang arus kas masuk (benefit) lebih besar dari jumlah nilai sekarang arus kas keluar (cost) maka usul investasi dapat diterima atau B/ C ratio lebih besar dari 1 (satu). Selanjutnya data dihitung IRR (Internal Rate of Return). Apabila IRR lebih besar dan cost of capital (coc) maka investasi tersebut dapat diterima.
C.    Perhitungan Biaya Modal Individual
1.      Biaya Modal Jangka Pendek
Hutang jangka pendek disebut juga hutang lancar yang jangka waktu pelunasannya kurang dari satu tahun.
Kt = Kb (1 – T)
                       


Dimana :
Kt           = biaya hutang jangka pendek setelah pajak
Kb          = biaya hutang jangka pendek sebelum pajak yaitu sebesar tingkat bunga hutang
            T          = pajak
Contoh :
            Perusahaan PT. ALAM tahun ini akan membeli bahan baku secara kredit. Bunga kredit yang dikenakan adalah 15%, pajak penghasilan (tax rate) 35%, sehingga besarnya biaya modal dari penggunaan hutang jangka pendek tersebut adalah …
Jawab: Kt = Kb(1-t)
            Kt = 15% (1-35%) = 9,75%
           
2.      Biaya Modal Jangka Panjang (Obligasi)
a.       Perhitungan cost of debt (Kd) dengan metode singkat
Kd = [ I + (N – Nb) / n] : [(Nb + N) / 2 ]

Dimana :
I           = bunga hutang jangka panjang (obligasi) satu tahun dalam rupiah
N         = harga nominal obligasi atau nilai obligasi diakhir umurnya
Nb        = nilai bersih penjualan obligasi
N         = umur obligasi
Contoh :
            PT. ANNORA QUEENA tahun ini mengeluarkan obligasi dengan nominal per lembar Rp.20.000,- umur obligasi 15 tahun. Hasil penjualan obligasi neto yang diterima perusahaan sebesar Rp. 19.750,- per lembar dan bunga obligasi 5%, tingkat pajak sebesar 30%. Berapakah biaya modal yang harus dikeluarkan oleh PT. ANNORA QUEENA untuk mendapatkan modal dari hutang obligasi yang dikeluarkannya?
Jawab: Bunga satu tahun = Rp.20.000,-x 5% = Rp.1000,-
            Kd = [1000 + (20.000-19.750)/15] : [(20.000 + 19.750) / 2]
                 = [1000 + 16,67] : 19.875
                 = 0,05115
                 = 5,1153 %
Selanjutnya kita harus menyesuaikan biaya modal sebelum pajak (Kd) menjadi biaya modal atas dasar setelah pajak
            (Kt) = Kd (1-t)
                   = 0,05115 ( 1- 0,30)
                   = 0,0358
                   = 3,58%
b.      Metode present value
Metode present value sering juga disebut metode accurate, dalam metode ini akan dicari tingkat bunga yang menjadikan nilai sekarang.

3.      Biaya Modal Saham Preferen
Cost of preferred stock (Kp) merupakan biaya riil yang harus dibayar apabila perusahaan menggunakan dana dengan meenjual saham preferen.
Kp = Dp / P0
 



Dimana :
Kp          = biaya saham preferen
Dp        = deviden saham preferen
P0         = harga saham preferen saat penjualan
Jika dalam penerbitan saham preferen terdapat biaya (flotation cost) maka biaya modal saham preferen harus dihitung atas dasar penerimaan kas bersih yang diterima (Pnet)
Kp = Dp / Pnet

Dimana:
Kp        = biaya saham preferen
Dp        = dividen saham preferen tahunan
Pnet       = harga saham preferen bersih yang diterima perusahaan penerbit (setelah dikurangi biaya peluncuran saham atau fiotation cost)
Contoh:
            Perusahaan menjual saham preferen yang memberikan dividen 10 per tahun. Harga saham adalah 100,- dengan flotation cost 2,5,- per lembar saham.
Jawab: Kp = Dp/ Pnet
                      = 10/ 97,5
                  = 10,26%

4.      Biaya Modal Laba Ditahan
Biaya laba ditahan adalah sama dengan Ks atau tingkat keuntungan yang disyaratkan investor pada saham biasa perusahaan yang bersangkutan. Dasarnya adalah prinsip “opportunity cost”. Jika laba tidak ditahan, laba tersebut akan dibagikan dalam bentuk dividen. Dan jika laba tersebut ditahan berarti pemegang saham menginvestasikan kembali laba yang menjadi haknya ke perusahaan (plow back fund).
Ada 3 cara untuk menaksir Ks, yaitu:
a.       Pendekatan CAPM (Capital Asset Pricing Model).
Pendekatan CAPM menjelaskan penetapan biaya modal dengan menganalisis hubungn antara tingkat return saham 1 atau Ks yang diharapkan dengan pasar (market return atau kM) yang terjadi.
Faktor yang mempengaruhi pendekatan CAPM :
Ø  Besarnya tingkat bunga bebas risiko (krf)
Ø  Risiko sistematis yang ditunjukkan oleh koefisien beta (bi)
Ø  Premium risiko pasar yang ditunjukkan oleh selisih antara return pasar dengan return saham (kMKs)

Ks = Bunga bebas resiko + premi risiko
Ks = krf + (kM – krf) . bi

Dimana:
Ks           = tingkat keuntungan yang disyaratkan pada saham perusahaan
krf       = bunga bebas resiko
kM        =  tingkat keuntungan yang disyaratkan pada portofolio pasar/ indeks pasar
bi            = beta saham perusahaan i
Contoh:
            Perusahaan PT. ABADI SEJAHTERA akan melakukan investasi pada saham “AMCO” dengan mengharapkan tingkat keuntungan sebesar 15% dan tingkat keuntungan bebas resiko 10%. Dari data yang ada selama 10 tahun, beta diketahui sebesar 1,25. Return saham “AMCO” yang juga merupakan biaya modal ekuitas (modal sendiri) adalah …
Jawab: Ks = krf + (kM – krf) . bi
                 = 0,10 + (0,15 – 0,10) . 1,25
                 = 16,25%
b.      Pendekatan Discounted Cash Flow Model (DCFM).
“Model diskonto deviden menjelaskan tingkat diskonto yang menyeimbangkan nilai sekarang dari keseluruhan deviden per lembar saham yang diharapkan di masa yang akan datang, sehingga biaya modal merupakan faktor diskonto dari deviden yang ada.” (Fetria, 2013:206)
Po = [ D1 / (1+Ks)1 + D2 / (1+Ks)2 + ….. +Dn / (1+Ks)n


Po = ∑ [ Dt / (1 + Ks)t


Dimana:
Po           = harga pasar saham biasa pada saat ini
Dt           = deviden yang diterima untuk periode t
Ks           = tingkat keuntungan yang disyaratkan investor
Ks ditentukan oleh deviden yang diharapkan akan diterima selama periode t.
Apabila deviden yang diharapkan mengalami pertumbuhan (growth) sebesar g per tahun, maka biaya ekuitas dapat dicari dengan rumus:
Po = ∑ [ Do ( 1 + g)t] / (1+ Ks)t]
 

Dimana: Do merupakan deviden yang diterima pada waktu t = 0. Jika diasumsikan bahwa biaya ekuitas (Ks) lebih besar daripada tingkat pertumbuhan devidennya maka menggunakan rumus:
Po = [D1 / (Ks – g)]
 

Dimana: D1 = Do ( 1 + g ), sehingga rumus biaya ekuitasnya adalah:
Ks = (D1 / Po ) + g
 

Contoh:
            Seandainya deviden saham PT. BINTANG diharapkan tumbuh sebesar 15% per tahun, sedangkan deviden yang diharapkan pada tahun pertama sebesar Rp. 2500,- dan harga pasar saham sekarang Rp. 5000,- per lembar, maka biaya ekuitasnya adalah …
Jawab: Ks = (D1 / Po) + g
                 = (2500 / 5000) + 15%
                 = 0,5 + 15%
                 = 15,5% 
c.       Pendekatan Bond-Yield-Plus-Risk Premium
Ks = tingkat keuntungan obligasi perusahaan + premi risiko

Contoh:
            Yield To Maturity obligasi suatu perusahaan adalah 12% sedangkan premi risiko untuk saham perusahaan tersebut adalah 5%. Maka
Jawab: Ks = 12% + 5% = 17%

5.      Biaya Modal Saham Biasa
Biaya saham biasa atau external equity capital (Ke) lebih tinggi dari biaya laba ditahan ( Ks) karena penjualan saham baru memerlukan biaya peluncuran/ emisi saham atau flotation cost. Flotation cost akan mengurangi penerimaan perusahaan dari penjualan saham. Biaya ini terdiri dari: biya mencetak saham, komisi untuk pihak penjamin emisi saham, penawaran saham, dll.
Gordon Model dengan memperhitungkan flotation cost:
      Po (1-F) = D1 / Ke – g
Maka
Ke  = D1 / Po ( 1- F ) + g
 
Dimana:
Ke              = biaya saham biasa
Po               = harga jual saham
F                = flotation cost
D1              = dividen saham pada t=1
g                = dividend growth
Contoh:
      Saham baru perusahaan terjadi dengan harga 32. Flotation cost adalah 15% dari harga jual. Dividen mendatang (D1) diperkirakan sebesar 2,4 dan dividen diharapkan bertumbuh secara konstan dengan tingkat pertumbuhan 6,5%.
Jawab: Ke = D1 / Po( 1- F) + g
                 = 2,4 / 32(1- 0,15) + 6,5%
                 = 15,3%
     
D.    Perhitungan Biaya Modal Keseluruhan
Menghitung biaya modal secara keseluruhan adalah dengan menghitung Weighted Average Cost of Capital atau WACC dengan rumus:
WACC = Ka  = wd.Kd (1-T) + wp.kp + Ws ( Ks atau Ke)


Dimana:
WACC            = biaya modal rata-rata tertimbang
Wd                   = persentase hutang dari modal
Wp                   = persentase saham preferen dari modal
Ws                   = persentase saham biasa atau laba ditahan dari modal
Kd                    = biaya hutang
Kp                    = biaya saham preferen
Ks                    = biaya laba ditahan
Ke                    = biya saham biasa
T                      = pajak (dalam persentase)
Contoh:
            Target struktur modal perusahaan adalah 30% hutang, 10% saham preferen dan 60% modal sendiri (yang seluruhnya berasal dari laba ditahan). Biaya hutang adalah 12%, biya sahan preferen 12,6% dan biaya laba ditahan 16,5%  pajak diketahui sebesar 40%.
Jawab: WACC =  Wd. Kd (1- T) + Wp.Kp + Ws.Ks
                         = 0,3 (12%) (1-40%) + 0,1 (12,6%) + 0,6 (16,5%)
 = 13,32
BAB III
KESIMPULAN
Biaya modal adalah biaya riil yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk memperoleh dana baik hutang, saham preferen, saham biasa, maupun laba ditahan untuk mendanai suatu investasi perusahaan. Biaya modal (coc) merupakan biaya yang haru dikeluarkan atau dibayar oleh perusahaan untuk mendapatkan modal yang digunakan untuk investasi perusahaan.
Biaya modal yang tepat untuk semua keputusan adlah rata-rata tertimbang dari seluruh komponen modal (weighted cost of capital atau WACC).biaya modal harus dihitung berdasar basis setelah pajak, karena arus kas setelah pajak adalah yang paling relevan untuk keputusan investasi. Jadi biaya modal itu sangat berpengaruh besar bagi perusahaan untuk menjalankan aktifitas perusahaan karena biaya modal bisa dijadikan patokan perusahaan untuk mengetahui apakah perusahaan tersebut mendapatkan prifit yang tinggi apa tidak.

DAFTAR PUSTAKA

Yudiana, Fetria Eka. 2013. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Yogyakarta: Penerbit Ombak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar